Bung Hatta mengatakan : " Perekonomian sebagai usaha bersama dengan berdasarkan kekeluargaan adalah koperasi, karena koperasilah yang menyatakan kerja sama antara mereka yang berusaha sebagai suatu keluarga. Di sini tak ada pertentangan antara majikan dan buruh, antara pemimpin dan pekerja. Segala yang bekerja adalah anggota dari koperasinya, sama-sama bertanggung jawab atas keselamatan koperasinya itu. Sebagaimana orang sekeluarga bertanggung jawab atas keselamatan rumah tangganya, demikian pula para anggota koperasi sama-sama bertanggung jawab atas koperasi mereka. Makmur koperasinya, makmurlah hidup mereka bersama, rusak koperasinya, rusaklah hidup mereka bersama." ( Pidato Bung Hatta - Bapak Koperasi Indonesia - tanggal 12 Juli 1951 (ringkasan dari berbagai sumber) )
Ketika membaca petikan pidato di atas, saya berpikir betapa besarnya pengaruh koperasi terhadap kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Apalagi kalau kita mendalami lebih jauh tentang kalimat “ makmur koperasinya, makmurlah hidup mereka bersama, rusak koperasinya, rusaklah hidup mereka bersama”. Berarti kalau hidup kita sekarang rusak ( tidak makmur ) gara-gara koperasinya rusak dong..? masa sih..??
Kalau kita lihat lagi ucapan bung Hatta di atas, koperasi adalah usaha bersama berdasarkan kekeluargaan. Inilah yang membedakan dengan badan usaha lain seperti PT ( Perseroan Terbatas ) yang lebih mengutamakan modal bersama di banding usaha bersama. Modal bersama prioritasnya adalah uang, tapi kalau usaha bersama prioritasnya adalah manusia. Makanya bung Hatta mengatakan di koperasi itu nggak ada pertentangan antara majikan (konglomerat) dan buruh (konglomelarat). Dengan kata lain koperasi memandang manusia mempunyai hak dan kewajiban yang sama tanpa pandang bulu.
Manusia sebagai prioritas di dalam koperasi bukanlah berarti uang menjadi nggak penting, tetapi koperasi hanya menempatkan fungsi uang pada tempatnya yaitu sebatas alat tukar dan bukannya dihamba-hambakan ( ada uang abang di sayang ). Kalau ada yang mengatakan “ Tapi kan ukuran makmur itu kalau kita bisa membeli kebutuhan hidup ? kebutuhan hidup sekarang serba mahal, kalau nggak punya uang banyak, gimana mau dikatakan makmur ? .”
Sekarang coba kita balik cara mikirnya, kalau kebutuhan hidup sekarang murah, kira-kira perlu uang banyak nggak untuk beli? Nggak kan, berarti makmur juga dong… Membuat kebutuhan hidup serba murah itulah yang menjadi salah satu fungsi koperasi.
Satu hal yang tak kalah penting adalah koperasi itu harus bernafaskan kekeluargaan. Ibarat tubuh, kalau salah satu anggota tubuh kita ada yang sakit, maka sekujur tubuh ini ikut merasakan sakit. Dengan semangat kekeluargaan, akan timbul sifat senasib sepenanggungan, makmur bersama, susah juga bersama. Di samping itu dengan semangat kekeluargaan juga akan timbul sifat kepercayaan satu sama lain sehingga jauh dari rasa takut dan kecurangan.
Kalau sudah begini, rasa-rasanya ucapan bung Hatta “ Makmur koperasi, makmurlah hidup mereka bersama, rusak koperasinya, rusaklah hidup mereka bersama,” menjadi ungkapan yang masuk akal.
Ketika membaca petikan pidato di atas, saya berpikir betapa besarnya pengaruh koperasi terhadap kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Apalagi kalau kita mendalami lebih jauh tentang kalimat “ makmur koperasinya, makmurlah hidup mereka bersama, rusak koperasinya, rusaklah hidup mereka bersama”. Berarti kalau hidup kita sekarang rusak ( tidak makmur ) gara-gara koperasinya rusak dong..? masa sih..??
Kalau kita lihat lagi ucapan bung Hatta di atas, koperasi adalah usaha bersama berdasarkan kekeluargaan. Inilah yang membedakan dengan badan usaha lain seperti PT ( Perseroan Terbatas ) yang lebih mengutamakan modal bersama di banding usaha bersama. Modal bersama prioritasnya adalah uang, tapi kalau usaha bersama prioritasnya adalah manusia. Makanya bung Hatta mengatakan di koperasi itu nggak ada pertentangan antara majikan (konglomerat) dan buruh (konglomelarat). Dengan kata lain koperasi memandang manusia mempunyai hak dan kewajiban yang sama tanpa pandang bulu.
Manusia sebagai prioritas di dalam koperasi bukanlah berarti uang menjadi nggak penting, tetapi koperasi hanya menempatkan fungsi uang pada tempatnya yaitu sebatas alat tukar dan bukannya dihamba-hambakan ( ada uang abang di sayang ). Kalau ada yang mengatakan “ Tapi kan ukuran makmur itu kalau kita bisa membeli kebutuhan hidup ? kebutuhan hidup sekarang serba mahal, kalau nggak punya uang banyak, gimana mau dikatakan makmur ? .”
Sekarang coba kita balik cara mikirnya, kalau kebutuhan hidup sekarang murah, kira-kira perlu uang banyak nggak untuk beli? Nggak kan, berarti makmur juga dong… Membuat kebutuhan hidup serba murah itulah yang menjadi salah satu fungsi koperasi.
Satu hal yang tak kalah penting adalah koperasi itu harus bernafaskan kekeluargaan. Ibarat tubuh, kalau salah satu anggota tubuh kita ada yang sakit, maka sekujur tubuh ini ikut merasakan sakit. Dengan semangat kekeluargaan, akan timbul sifat senasib sepenanggungan, makmur bersama, susah juga bersama. Di samping itu dengan semangat kekeluargaan juga akan timbul sifat kepercayaan satu sama lain sehingga jauh dari rasa takut dan kecurangan.
Kalau sudah begini, rasa-rasanya ucapan bung Hatta “ Makmur koperasi, makmurlah hidup mereka bersama, rusak koperasinya, rusaklah hidup mereka bersama,” menjadi ungkapan yang masuk akal.